4. Implementasi Metode Problem Solving Dan Simulasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih



BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah

Persoalan  tentang  pendidikan,  fokusnya  selalu  berkenaan  dengan persoalan peserta didik, peserta didik  yang dicintai, disayangi, dan generasi yang masa depannya harus dipersiapkan. Tugas mendidik anak teryata tidak mudah dilakukan, lebih-lebih pada zaman sekarang ini. Kesulitan-kesulitan menjalankan tugas mendidik itu amat terasa, terutama ketika dihadapkan pada kenyataan  bahwa  pengaruh  lingkungan  sudah  sedemikian  kuat,  bahkan melampaui kekuatan pengaruh faktor-faktor pendidikan lainnya.

Seperti  halnya  Kenakalan  remaja  sudah  menjadi  berita  utama  dalam masyarakat, termasuk di media, baik elektronika maupun cetak. Wacana yang dibicarakan  oleh  berbagai  pemberitaan  yang  terutama  adalah  kenalakan remaja, perkelahian, pergaulan bebas, penggunaan obat terlarang, mabuk dan bahkan  tindak  kekerasaan  yang  tidak  selayaknya  dilakukan.  Menghadapi persoalan seperti itu, sudah pasti para orang tua dan guru menjadi risau. Cita- cita berupa agar kelak menjadi orang tua yang berhasil, yaitu memiliki anak yang sukses, shalih dan shalihah, taat pada kedua orang tua, berbakti kepada nusa,  bangsa,  dan  agama  menjadi  obsesi  yang  terlalu  sulit  diwujudkan. Kesulitan menunaikan tugas pendidikan, lebih-lebih pada masa sekarang ini, bukan  semata-mata  oleh  karena  keterbatasan  lembaga  pendidikan  yang tersedia,  melainkan  disebabkan  amat  sedikitnya  lembaga  pendidikan  yang mampu  melakukan  peran-peran  pendidikan  secara  utuh  terhadap  para siswanya. 1

Sebagaimana dalam Bab II pasal 3 UU Rl no. 20 Tahun 2003 tentang sistem  pendidikan  nasional  dijelaskan  bahwa  tujuan  pendidikan  nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,  kreatif,  mandiri  dan  menjadi  warga  negara  yang  demokratis  serta bertanggung jawab. 2

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi  kehidupan  umat  manusia  maka  internalisasi  nilai-nilai  agama  dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan  baik  pendidikan  di  lingkungan  keluarga,  sekolah  maupun masyarakat.

Pendidikan  Agama  dimaksud  untuk  peningkatan  potensi  spiritual  dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan beraklah mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman belajar, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengalaman nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhir bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasi yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya penyempurnaan iman, taqwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradapan  dan  keharmonisan  kehidupan,  khususnya  dalam  memajukan peradapan  bangsa  yang  martabat.  Manusia  seperti  itu  diharapkan  tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global. 3 
Pendidikan Agama Islam bertujuan utuk menumbuh kembangkan akidah melalui  pemberian,  pemupukan,  dan  pengembangan  pengetahuan, penghayatan,  pengalaman,  pembiasaan,  serta  pengalaman  peserta  didik tentang  Agama  Islam  sehingga  menjadi  manusia  muslim  yang  terus berkembang  keimanan  dan  ketakwaanya  kepada  Allah  SWT.  Serta mewujudkan manusia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang  berpengetahuan,  rajin  beribadah,  cerdas,  produktif,  jujur,  adil,  etis, berdisiplin,  bertoleransi  (tasamuh),  menjaga  keharmonisan  secara  personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. 4  Sebagaimana diketahui pendekatan pembelajaran Pendidikan agama Islam (PAI) selama ini secara umum tidak kunjung berubah, ia bagaikan secara
konvensional-tradisional dan monoton sehingga membosankan peserta didik. Hal ini terbukti sewaktu pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) berlangsung banyak peserta didik yang ramai dan kurang menunjukkan antusias kepada pelajaran  yang  diterimanya.  Pelajaran  pendidikan  agama  Islam  seringkali dilaksanakan disekolah bersifat menyendiri, kurang terintegrasi dengan bidang studi yang lain, sehingga mata pelajaran yang diajarkan bersifat marijinal dan periferal. 5 
File Selengkapnya.....


Tag Favorit :

4. Implementasi Metode Problem Solving Dan Simulasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih adalah yang barusan kamu baca.

PESAN SEKARANG Kumpulan Contoh Skripsi/Tesis bisa Request Sesuai Topik Judul yang di Butuhkan Caranya silahkan chat WA, +GRATIS BANTUAN TEKNIS KONSULTASI DAN BIMBINGAN GARANSI LOLOS CEK PLAGIASI ,

4. Implementasi Metode Problem Solving Dan Simulasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih 4. Implementasi Metode Problem Solving Dan Simulasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih 4. Implementasi Metode Problem Solving Dan Simulasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih 4. Implementasi Metode Problem Solving Dan Simulasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih

Belum ada Komentar untuk "4. Implementasi Metode Problem Solving Dan Simulasi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel