126.Pengaruh Intervensi Diet Dan Aktifitas

BAB I  
PENDAHULUAN  

1.1 Latar  Belakang
Obesitas pada anak dan remaja mulai menjadi masalah di seluruh dunia,  termasuk di Indonesia. Faktor yang berperan terhadap peningkatan prevalensi  obesitas pada anak tidak seluruhnya diketahui, tetapi hal yang utama adalah  perubahan gaya hidup yang berhubungan dengan peningkatan masukan kalori  dan rendahnya penggunaan energi.1
Obesitas adalah suatu keadaan peningkatan berat badan akibat  penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.2 Prevalensi obesitas pada anak usia  6-11 tahun menurut National Health and Nutrition Examination Survey  (NHANES II) tahun 1984 dan NHANES III tahun 1993, prevalensi obesitas  meningkat dari 6,5% menjadi 11,4% untuk anak laki-laki dan 5,5% menjadi  9,9% untuk anak perempuan. Diantara usia 12 sampai 17 tahun prevalensi  obesitas meningkat dari 4,7% menjadi 11,4% pada anak laki-laki dan dari 4,9%  menjadi 9,9% pada anak perempuan.3 Prevalensi obesitas pada anak usia 6 –  11 tahun di Amerika Serikat lebih dari dua dekade terakhir meningkat 15,3%  dan 15,5% pada anak 12 – 19 tahun.4 Prevalensi obesitas di Singapura  meningkat dari 9% menjadi 19%. Tahun 1998 Djer mendapatkan prevalensi  obesitas di SD Negeri di kawasan Jakarta Pusat sebesar 9,6% dan pada tahun  2002 penelitian yang dilakukan Meilany menunjukkan hasil sebesar 27,5%  pada anak SD swasta di kawasan Jakarta Timur.dikutip dari 5 Kamelia (1995)  mendapatkan kejadian obesitas sebesar 20% pada SD swasta dan 9% pada
Nurzahara Siddik : Pengaruh Intervensi Diet Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Anak SD Negeri di kota Medan.6 Data-data di atas menunjukkan insiden obesitas  pada anak meningkat setiap tahunnya. Lebih dari 90% kasus obesitas disebabkan oleh faktor idiopatik (obesitas primer atau nutrisional) dan hanya 10% yang disebabkan oleh faktor endogen  (kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik).Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali, walaupun demikian pengukuran yang lebih obyektif tetap diperlukan selain untuk memastikan  diagnosis, penting untuk pemantauan hasil terapi. Pengukuran antara lain  dengan pengukuran antropometrik dan laboratorik.5
 Obesitas pada anak mempunyai dampak berupa disfungsi psikososial, gangguan jantung-paru, gastrointestinal, metabolik, pertumbuhan, dermatologis  dan ortopedi. Dampak obesitas juga bisa menetap hingga masa dewasa  seperti hiperlipidemia, hipertensi, diabetes mellitus (DM) tipe 2 dan  aterosklerosis.8 – 12 Obesitas dapat disertai keadaan resistensi insulin yang pada akhirnya  akan menyebabkan terjadinya DM.13 Diabetes pada anak umumnya adalah  diabetes tipe 1, namun di beberapa negara misalnya Amerika Serikat  meningkatnya angka kejadian obesitas ternyata diikuti makin meningkatnya  angka kejadian diabetes tipe 2 pada anak, sehingga akhir-akhir ini sebagian  besar kasus baru DM pada anak merupakan diabetes tipe 2.13-15
Diabetes tipe 2 umumnya mula – mula asimptomatik. Fase asimptomatik  terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama. Perjalanan penyakit pada individu  normal yang mempunyai faktor risiko sebelum manifes biasanya melalui fase  toleransi glukosa terganggu (TGT). Adanya TGT merupakan faktor risiko
Nurzahara Siddik : Pengaruh Intervensi Diet Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Anak…,terjadinya diabetes tipe 2. Penelitian pada orang dewasa menemukan 8 – 15%  penderita TGT berubah menjadi DM tipe 2 tiap tahunnya.16-18 Bila TGT dapat  dideteksi dini maka akan dapat dilakukan langkah – langkah pencegahan agar  tidak berkembang menjadi suatu diabetes tipe 2 yang simptomatik.  
American Diabetes Association (ADA) menganjurkan uji saring terhadap  diabetes tipe 2 pada anak dengan berat badan lebih disertai dua faktor risiko  (adanya riwayat diabetes tipe 2 pada keluarga, ras/etnis tertentu, adanya  tanda-tanda resistensi insulin), dimulai pada usia 10 tahun atau saat pubertas,  dilakukan tiap 2 tahun. ADA menganjurkan pemeriksaan glukosa plasma puasa  (GPP).2 Frekuensi riwayat diabetes tipe II yang dijumpai pada keluarga tingkat  pertama dan kedua berkisar antara 74 hingga 100%.14,19-20
Prinsip dari tatalaksana obesitas adalah mengurangi asupan energi serta  meningkatkan keluaran energi. Caranya dengan pengaturan diet, peningkatan  aktifitas fisik, mengubah pola hidup (modifikasi perilaku) dan yang terpenting  adalah keterlibatan keluarga dalam proses terapi.5 Obesitas diketahui sebagai  faktor risiko penting untuk timbulnya diabetes tipe 2, mengontrol berat badan  merupakan pencegahan timbulnya diabetes tipe 2.21


Tag Favorit :

126.Pengaruh Intervensi Diet Dan Aktifitas adalah yang barusan kamu baca.

PESAN SEKARANG Kumpulan Contoh Skripsi/Tesis bisa Request Sesuai Topik Judul yang di Butuhkan Caranya silahkan chat WA, +GRATIS BANTUAN TEKNIS KONSULTASI DAN BIMBINGAN GARANSI LOLOS CEK PLAGIASI ,

126.Pengaruh Intervensi Diet Dan Aktifitas 126.Pengaruh Intervensi Diet Dan Aktifitas 126.Pengaruh Intervensi Diet Dan Aktifitas 126.Pengaruh Intervensi Diet Dan Aktifitas

Belum ada Komentar untuk "126.Pengaruh Intervensi Diet Dan Aktifitas"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel